Kampunglucu.com – Pada
suatu hari terdapat tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri
untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah
mereka pada suatu hari di desa Abu Nawas. Orang-orang desa ini
mengusulkan Abu Nawas sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa
tersebut. Abu Nawas dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan
di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka
bicara.
Orang bijak pertama bertanya pada Abu Nawas, “Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”
Abu Nawas menjawab, “Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
“Bagaimana bisa kamu buktikan hal itu?” ucap orang bijak pertama tadi.
“Kalau tidak percaya,” jawab Abu Nawas, “Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tidak dapat menjawab.
Abu Nawas menjawab, “Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
“Bagaimana bisa kamu buktikan hal itu?” ucap orang bijak pertama tadi.
“Kalau tidak percaya,” jawab Abu Nawas, “Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tidak dapat menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. “Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Abu Nawas menjawab, “Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
“Bagaimana saudara dapat membuktikan hal itu?”
Abu Nawas pun menjawab, “Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
“kalau begitu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, “Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Abu Nawas pun menjawab, “Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tak bisa melanjutkan.
Abu Nawas menjawab, “Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
“Bagaimana saudara dapat membuktikan hal itu?”
Abu Nawas pun menjawab, “Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
“kalau begitu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, “Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Abu Nawas pun menjawab, “Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di
antara mereka. Dirinya agak terganggu oleh kecerdikan Abu Nawas dan
dengan ketus bertanya, “Sepertinya saudara tahu banyak mengenai keledai,
tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada
ekor keledai itu.” “Saya tahu benar jumlahnya,” jawab Abu Nawas, “Jumlah
bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di
janggut Saudara.”
“Bagaimana Anda dapat membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. “Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, namun kalau tidak, saya keliru.”
“Bagaimana Anda dapat membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. “Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, namun kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara
menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka
itu semakin yakin bahwa Abu Nawas merupakan yang paling bijak di antara
keempat orang tersebut.
Post by Kampunglucu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar