lalu Kisah
Abu Nawas kembali menghiasi dunia blogger Indonesia. Saat hati sedang
gundah, sangat cocok membaca kisah-kisah Abunawas yang lucu di blog ini.
Nih, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi oleh Raja Harus
Ar Rasyid. Ahaa, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi Raja
Harus Ar Rasyid. Ketika ia kepergok membawa botol berisi arak berwarna
merah, sang raja menegurnya, namun Abunawas menyebut isi botol itu
adalah air susu yang pemalu. Kisahnya. Kecerdasan Abu Nawas benar- benar
menghibur Raja Harun Ar Rasyid. Suatu saat sang raja terlihat murka
melihat pekerjaan pengawal kerajaan yang selalu tidak beres. Setelah
diselidiki, ternyata para pengawal itu suka mabuk-mabukan. "Wahai
pengawalku semua, sudah sering aku peringatkan agar engkau jangan mabuk-
mabukan," ujar Raja Harun. Para pengawal kerajaan terlihat begitu
gemetar. Mereka tak berani menatap mata rajanya. Kepala mereka tertunduk
sebagai pengakuan rasa bersalah. "Ceritakan kepadaku, dari mana kalian
mendapatkan arak-arak itu," tanya raja. Raja Harun Murka. Untuk beberapa
saat, para pengawal tak mau mengaku juga. Namun, ketika Raja Harun
membentak, akhirnya mereka mengaku juga. "Abunawaslah yang membawa
arak-arak itu ke istana, kami juga diajari mabuk-mabukan olehnya," ujar
salah seorang pengawal. "Jika demikian, cepat bawa Abunawas ke
hadapanku, kalau tidak, kalian semua harus menerima hukuman dariku,"
ujar raja Harun. Keesokan harinya berangkatlah beberapa pengawal
kerajaan ke rumah Abu Nawas. Sesampainya di rumah sederhana Abunawas,
mereka kemudian memberitahukan maksudnya. "Bawalah botol ini ke hadapan
raja dan katakan semua ini atas perintahku," uar salah satu peimpin
pengawal itu. "Tunggu dulu, dengan minuman arak ini, aku pasti akan
dihukum oleh saja," kata Abunawas. "Benar, tapi jika engkau berhasil
lolos dari hukuman raja, aku akan memberimu sejumlah dinar," ucap
pengawal itu. "Lalu apa keuntunganmu dengan memberiku sejumlah dinar?"
tanya Abunawas. "Jika engkau lolos dari hukuman raja, maka kami semua
juga akan lolos. Gunakanlah kecerdasanmu untuk mengelabuhi raja," jawab
pengawal itu. Akhirnya Abu Nawas bersedia menerima tugas itu. Dengan
memegang sebotol arak berwarna merah, ia menemui Raja Harun. "Wahai
Abunawas, apa yang engkau pegang itu?" tanya raja Harun. Susu yang Merah
Merona. Dengan gugup Abunawas menjawab, "Ini susu Baginda, rasanya enak
sekali," jawab Abunawas sekenanya. "Bagaimana mungkin air susu berwarna
merah, biasanya susu kan berwarna putih bersih," kata raja Harun
keheranan sambil mengambil botol yang dipegang Abunawas. "Betul Baginda,
semula air susu ini berwarna putih bersih, saat melihat Baginda yang
gagah rupawan, ia tersipu-sipu malu, dan menjadi merah merona," jawab
Abu Nawas yang mencoba mengambil hari raja Harun dengan menyebutnya
seorang rupawan. Mendengar jawaban Abunawas, Baginda pun tertawa dan
meninggalkannya sambil geleng- gelng kepala. Raja Harun sebenarnya tahu
bahwa yang di dalam botol itu adalah arak, namun karena penyampaian Abu
Nawas yang membanggakan hati, ia tidak memberikan hukuman kepada Abu
Nawas. "Baiklah, untuk kalian semua aku maafkan, akan tetapi jiika
kalian ulangi lagi, maka hukumanya akan berlipat ganda," titah sanga
Raja. Akhirnya Raja Harun Ar Rasyid juga memberikan ampunan kepada para
pengawal. Abu Nawas juga mendapatkan hadiah sejumlah beberapa dinar dari
para pengawal, karena telah berhasil melaksanakan misinya.
Abunawas menangkap angin
Abu
Nawas Menagkap Angin Abu Nawas kaget bukan main ketika seorang utusan
Baginda Raja datang ke rumahnya. Ia harus menghadap Baginda secepatnya.
Entah permainan apa lagi yang akan dihadapi kali ini. Pikiran Abu Nawas
berloncatan ke sana kemari. Setelah tiba di istana, Baginda Raja
menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. "Akhir-akhir ini aku sering
mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku,... [Baca selengkapnya]
Abunawas melawan arus
Abu
Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal
pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan
Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan
orang- orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa
Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai... [Baca selengkapnya]
ABUNAWAS KETIPU SANDAL AJAIB
Abu
Nawas Ketipu Sandal Ajaib Cerita lucu Abu Nawas. Kampung tempat tinggal
Abu Nawas lama kelamaan membuatnya merasa tak nyaman karena saking
banyaknya umat Islam yang menumpuk-numpuk harta dengan menghalalkan
segala cara. Otomatis hal ini membuat Abu Nawas gusar, karena sebagai
seorang ulama, Abu Nawas berfikir bahwa hal itu bertentangan dengan
ajaran islam. Untuk menghentikan perbuatan buruk tersebut, Abunawas
memutar... [Baca selengkapnya]
Abu nawas melarang rukuk,..?"apa benar"
dan Sujud dalam Shalat...Hah???
Cerita Lucu Abu Nawas Melarang Rukuk dan Sujud dalam Shalat...Hah???
Khalifah Harun Al-Rasyid marah besar pada sahibnya yang karib dan setia,
yaitu Abu Nawas. Ia ingin menghukum mati Abu Nawas setelah menerima
laporan bahwa Abu Nawas mengeluarkan fatwa tidak mau rukuk dan sujud
dalam salat. Lebih lagi, Harun Al-Rasyid mendengar Abu Nawas mengatakan
bahwa dirinya khalifah yang suka fitnah! Menurut pembantu- pembantunya,
Abu Nawas layak dipancung karena melanggar syariat Islam dan menyebar
fitnah. Khalifah mulai terpancing. Tapi untung ada seorang pembantunya
yang memberi saran, hendaknya Khalifah melakukan tabayun (konfirmasi).
Abu Nawas pun digeret menghadap Khalifah. Kini, ia menjadi pesakitan.
“Hai Abu Nawas, benar kamu berpendapat tidak rukuk dan sujud dalam
salat?” tanya Khalifah ketus. Abu Nawas menjawab dengan tenang, ”Benar,
Saudaraku.” Khalifah kembali bertanya dengan nada suara yang lebih
tinggi, “Benar kamu berkata kepada masyarakat bahwa aku, Harun
Al-Rasyid, adalah seorang khalifah yang suka fitnah?” Abu Nawas
menjawab, ”Benar, Saudaraku.” Khalifah berteriak dengan suara
menggelegar, “Kamu memang pantas dihukum mati, karena melanggar syariat
Islam dan menebarkan fitnah tentang khalifah!” Abu Nawas tersenyum
seraya berkata, “Saudaraku, memang aku tidak menolak bahwa aku telah
mengeluarkan dua pendapat tadi, tapi sepertinya kabar yang sampai padamu
tidak lengkap. Kata-kataku dipelintir, dijagal, seolah-olah aku berkata
salah.” Khalifah berkata dengan ketus, “Apa maksudmu? Jangan membela
diri, kau telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya.” Abu
Nawas beranjak dari duduknya dan menjelaskan dengan tenang, “Saudaraku,
aku memang berkata rukuk dan sujud tidak perlu dalam shalat, tapi dalam
salat apa? Waktu itu aku menjelaskan tata cara shalat jenazah yang
memang tidak perlu rukuk dan sujud.” “Bagaimana soal aku yang suka
fitnah?” tanya Khalifah. Abu Nawas menjawab dengan senyum, “Kalau itu,
aku sedang menjelaskan tafsir ayat 28 surat Al-Anfal, yang berbunyi
ketahuilah bahwa kekayaan dan anak-anakmu hanyalah ujian bagimu. Sebagai
seorang khalifah dan seorang ayah, anda sangat menyukai kekayaan dan
anak-anak, berarti anda suka ’fitnah’ (ujian) itu.” Mendengar penjelasan
Abu Nawas yang sekaligus kritikan, Khalifah Harun Al-Rasyid tertunduk
malu, menyesal dan sadar. Rupanya, kedekatan Abu Nawas dengan Harun
Al-Rasyid menyulut iri dan dengki di antara pembantu-pembantunya. Abu
Nawas memanggil Khalifah dengan “ya akhi” (saudaraku). Hubungan di
antara mereka bukan antara tuan dan hamba. Pembantu-pembantu khalifah
yang hasud ingin memisahkan hubungan akrab tersebut dengan
memutarbalikkan berita.
Abu nawas dan telur unta
ABUNAWAS
DAN TELUR UNTA Dari banyaknya cerita Abu Nawas, cerita Abu Nawas dan
Telur Unta ini tidak kalah menariknya dengan cerita Abu Nawas yang
lainnya. Dari judulnya saja udah aneh. Hahaha... Berikut cerita lucunya:
Cerita Lucu Abu Nawas Pada suatu ketika Raja Harun Al Rasyid terkena
penyakit yang aneh. Semua tubuh Raja Harun Al Rasyid terasa pegal dan
kaku,... [Baca selengkapnya]